Mendaki Gunung Gagasan

Oleh Ubaydillah, AN

Kalau suatu gagasan diilustrasikan dengan sebuah gunung, maka kita bisa membagi manusia menjadi tiga golongan yaitu: 1) orang yang masih mengumpulkan perbekalan naik gunung; 2) orang yang sedang naik; 3) orang yang sudah berada di atas gunung. Karena hidup ini proses, maka di manapun posisi kaki berada, tentu tetap membutuhkan apa yang disebut osdower, yaitu ketahanan agar tetap survive dan menjadi semakin baik, daya hidup, atau perlawanan terhadap energi negatif yang menjadi penghadang hidup. Mengapa demikian dan bagaimana cara memperolehnya?
Alasan
Selama yang kita pilih adalah menang atas gagasan, self realization, self actualization, menaklukkan gunung, maka alasan mendasar untuk memperkuat daya tahan internal itu antara lain:
1. Perlakuan Situasi Eksternal
2. Perlakuan Lingkungan
3. Fluktuasi spectrum emosi
Seperti yang sudah dibahas dalam artikel sebelumnya bahwa ketahanan fokus pada tujuan akhir dibutuhkan karena siklus situasi eksternal bisa menampilkan layar fair dan unfair (baca artikel: Uji Ketahanan Fokus). Selama situasi eksternal selalu fair maka mungkin tidak ditemui masalh berarti, tetapi ketika siklus situasi berjalan terus antara fair – unfair dan akan snagat dibutuhkan pengerahan focus tetap pada penggunaan energi positif, konstruktif dan kondusif. Hal inilah yang membedakan antara penakluk dan pecundang. Tampilan fair-unfair itu mengelilingi konstruksi realitas temporer di bagian simbol permukaan dan esensi. Para penakluk biasanya punya sudut pandang menyeluruh yang mampu membedakan mana simbol permukaan dan mana esensi sehingga penglihatannya tidak mudah kabur oleh kabut siklus.
Alasan lain adalah perlakuan lingkungan. Tidak ada orang yang akan menjabat tangan kita ketika masih sedang naik gunung apalagi kalau masih mencari alat perlengkapan untuk naik. Orang baru akan mengatakan ‘selamat’ ketika kita berhasil menaklukkan gunung. Ketahanan internal dibutuhkan justru saat kita masih mencari-cari peralatan untuk naik dimana lingkungan punya watak untuk menolak atau memperkecil ambisi. Atau ketika sedang jatuh pada saat menjalani usaha naik. Dalam posisi jatuh selain keinginan yang tidak / belum tercapai, dampak lain adalah pandangan looking-down, cemoohan, dan afirmasi pukulan psikologis dari lingkungan. Kalau afirmasi pukulan itu dikeluarkan dari mulut orang lain yang kita anggap musuh (baca: musuh hitam) kemungkinan besar kita menolak tetapi bagaimana kalau afirmasi itu datang dari orang yang kita kenal: teman, rekan, keluarga dan lain-lain atau katakanlah tergolong musuh putih? Di sinilah ketahanan berperan untuk membedakan watak lingkungan yang manusiawi dan watak personal si Anu.
Jika menengok sejarah, peristiwa demikian pernah dihadapi oleh Columbus saat mengutarakan gagasan peta jalan pintas menuju India. Ketika itu tim penasehat raja yang terdiri atas para ahli ilmu bumi Spanyol mengeluarkan rekomendasi TIDAK atas usulan Columbus itu. Tetapi Columbus memahami bahwa komentar yang muncul hanyalah watak lingkungan yang manusiawi sehingga ia tetap ingin mempertahankan gagasannya menang untuk membuktikan dunia ini bulat.
Selain keadaan dan manusia, alasan lain mengapa ketahanan internal dibutuhkan adalah fluktuasi spectrum emosi yang tidak stabil dan tidak matang. Andaikan orang punya kematangan emosi yang senantiasa stabil maka dunia ini, seperti dinyatakan teori kesehatan, akan dipenuhi oleh manusia yang dapat hidup dengan keunggulannya. Sebab setiap bayi yang lahir tidak lepas dari alasan keunggulan atas calon bayi lain di dalam rahim seorang ibu.
Ketidakstabilan itulah yang membuat orang berada di ujung kutub antara ingat dan lupa atas keunggulan, tujuan, visi dan misi. Ketika bersama dengan orang lain, kita lebih banyak ‘ingat’ membahas dengan fasih mengapa orang lain gagal, salah, begini dan begitu. Sementara ketika sedang sendirian kita gampang ‘lupa’ dan berpikir, mengapa saya tidak diberi keunggulan seperti orang lain.
Di sinilah perlunya manajeman Ingat dan Lupa. Manajemen ini akan bertindak sebagai mekanisme auditing di dalam diri atas munculnya 'Ingatan Rational' dan 'Lupa Irrational' yang dapat memperkuat daya tahan. Ingatan Rational mengatakan dunia ini berputar dan menghasilkan siklus sehingga yang dibutuhkan dari kita adalah memperjuangkan gagasan agar sampai di atas gunung sesuai dengan cuaca siklus. Tetapi Lupa Irrational membisikkan bahwa dunia ini harus berjalan dengan mengikuti aturan yang kita rencanakan. Karena bertentangan dengan keadaan, maka percikan lain menyuarakan bisikan bahwa anda sudah pantas putus asa dan menyerah.
Begitu juga dalam memahami watak lingkungan. Percikan irrational kita membisikkan bahwa orang lain atau lingkungan harus tahu lebih dulu apa yang kita mau / atau ikut mendukung rencana kita mengumpulkan perlengkapan sebagai bekal naik gunung. Kalau tidak, mereka akan kita libatkan untuk bertanggung jawab jika kegagalan terjadi dengan mengeluarkan senjata blaming atau memusuhinya. Padahal ingatan rational kita sudah membisikkan hal yang sebaliknya bahwa orang lain akan tahu seiring dengan proses pembuktian yang dijalankan oleh dirinya atas diri kita.
Semua orang kecuali dibedakan kadar yang diberdayakan akan cenderung menampilkan watak manusiawi dengan enggan mengatakan YA ketika disodorkan suatu gagasan baru dari orang lain, terlepas apakah gagasan itu baik atau buruk, apalagi kalau gagasan itu kecil. Fenomena ini hanya ingin mengisyaratkan pelajaran penting bahwa kita tidak perlu meladeni distraksi kanan-kiri secara berlebihan tetapi perlu memantapkan focus pada tanjakan ke atas, proses dan mengukur progress dengan melihat ke bawah. Kalau watak lingkungan demikian kita pahami secara irrational, maka dampak yang pasti adalah kehilangan energi dan pikiran akibat pemaksaan oleh kita terhadap orang lain yang hasilnya sudah kita ketahui bersama.
Tiga Pilar
Ketahanan internal rasanya patut dimiliki oleh pejuang gagasan di semua tingkatan. Tiga wilayah penting berikut dapat dijadikan ajang pembelajaran-diri untuk memperkuat ketahanan di level kuantitas durasi dan kualitas
1. Ketahanan Fisik
Kekayaan paling berharga tetapi tidak mendapat penghargaan secara rasional adalah kesehatan seperti yang digambarkan dalam sebuah syair bahwa kesehatan adalah mahkota yang terlupkan dan hanya diingat saat kita jatuh sakit. Padahal sekuat apapaun semangat untuk menang tetapi kalau fisik jatuh sakit, maka semua mendadak sia-sia. Ide rasional untuk memperkuat ketahanan wilayah fisik adalah menciptakan pencegahan atau pengobatan. Tetapi di balik kaidah yang umum itu sebenarnya ada dua hal pokok yaitu:
1. Perencanaan / Niat
2. Keberanian
Perencanaan dimaksud adalah menciptakan upaya yang diniatkan mengolah-ragakan fisik dalam bentuk relaksasi atau lainnya. Secara fisik tidak ada perbedaan antara orang bingung mencari jalan dan jalan pagi dalam arti sama – sama menciptakan gerakan. Tetapi karena niatnya beda maka bingung mencari jalan tidak dapat dikatakan relaksasi mental atau memperkuat ketahanan fisik.
Hal lain adalah keberanian melawan hantu ‘jangan-jangan’. Belajar dari kenyataan di sekeliling kita bahwa justru anak yang dimanjakan yang malah sering ringkih fisiknya. Tidak berarti orang yang menjalani hidup ngawur lebih kuat tetapi keberanian adalah persoalan mentalitas. Anak yang dimanjakan tadi sudah jatuh sakit sebelum sakit itu benar-benar terjadi karena tahayul ‘jangan-jangan’ yang direkam di dalam pikiran bawah sadar.
2. Ketahanan Memilih Kualitas
Dimana pun posisi kita ketahanan memilih kualitas tetaplah dibutuhkan dengan alasan seperti yang sudah disebutkan di atas. Pilihan itu bertumpu pada wilayah berikut:
1. Pikiran mengandung pilihan muatan positif atau negatif;
2. Emosi mengandung pilihan proaktif (menciptakan) atau reaktif (membiarkan)
3. Mental mengandung pilihan alasan menang atau kalah
4. Spiritual mengandung pilihan keyakinan atau keraguan
5. Verbal mengandung pilihan ungkapan miracle atau killer
6. Visual bisa memilih imajinasi better atau bitter
7. Tindakan bisa dipilih berdasarkan dorongan hati atau nafsu
8. Orang lain dapat dipilih menjadi rekan atau lawan
9. Situasi dapat dipilih secara damai atau perang antara realita dan idealita
Begitu pilihan kita putuskan, terlepas dengan sengaja atau tidak sengaja, tahu atau tidak tahu, maka realitas baru sudah dicetak. Oleh karena itu sangat logis dikatakan kalau ketahanan focus pada energi positif di atas akan menjadi kunci kemenangan di akhir
3. Ketahanan Menanggulangi Serangan
Wilayah nomor 8 dan 9 di atas adalah wilayah yang berada tidak sepenuhnya atau sama sekali di luar kontrol kita. Oleh karena itu siasat yang dibutuhkan adalah menanggulangi serangan virus negatif tanpa mengurangi semangat untuk mempelajari materi positif. Orang yang tidak pernah mencuri seumur hidup tidak berarti secara take for granted rumahnya tidak akan pernah dimasuki maling. Bisa jadi kalau pertahanan tidak kuat akan menjadi sasaran logika rasional maling dan begitu juga situasi. Sial dan untung bisa menyerang siapa saja, baik orang yang sangat baik, baik-baik, atau pun orang jahat.
Kesimpulannya, semakin kuat pertahanan yang kita buat, maka kian ke dalam eksplorasi-diri yang kita jalankan dan akan menambah jumlah ingatan rational yang kita gunakan untuk menjalani hidup. Ibarat sebatang pohon, semakin mengakar ke dalam semakin tinggi batang menjulang dan semakin kuat ia menahan terpaan. Tidak saja bagi yang baru naik atau sedang naik, tetapi ketahanan tetap dibutuhkan bagi yang sudah berada di atas sebab bukan tidak mungkin akan turun ke lereng seiring dengan melamahnya ketahanan. Memang yang diharapkan semua orang, kalau toh harus turun ke lereng seyogyanya terjadi pada saat usia fisik masih bisa mendorong untuk naik lagi atau masih pantas untuk turun-naik. Semoga berguna. (jp)

Posted by kami aksi lewat buka usaha | di 14.50

0 komentar:

Posting Komentar