Menebalkan Komitmen Berwirausaha

Penulis :Ir Sri Bramantoro Abdinagoro, MM

Ketika seseorang membuat keputusan untuk memiliki bisnis dan menjadi bos bagi diri sendiri, maka sudah semestinya tugas untuk membuat bisnisnya lancar, menjadi besar, dan menjalankan bisnis dengan baik harus menjadi komitmennya. Komitmen adalah janji, kontrak yang dibuat oleh kita dan untuk kita. Lalu bagaimana komitmen itu bisa muncul pada tiap-tiap diri kita? Pertama, tentu ada motif atau alasan yang kuat mengapa kita memulai bisnis.

Motif yang kuat akan menjadikan komitmen kita juga tebal dan kuat. Nah, bagi yang sudah memiliki bisnis dan merasa mulai kehilangan gairah dalam berwirausaha, ada baiknya melakukan refleksi diri, perenungan kembali, motif apa dulu yang paling kuat memutuskan berbisnis. Ingin merdeka? Menjadi bos? Tidak ingin terikat pada birokrasi? Mengembangkan hobi agar menjadi uang? Cepat kaya? Meneruskan bisnis orang tua? Merasa ingin mendapat pengakuan (recognition)? Ini merupakan sekian banyak dari motif yang muncul.

Memang menjadi wirausahawan yang sukses bukan pekerjaan yang mudah, juga memerlukan waktu yang tidak sebentar. Di sinilah sebetulnya komitmen kita diuji. Biasanya kalau komitmen mulai luntur, menjalankan bisnis pun jadi kehilangan semangat. Bahkan bisa jadi ketika komitmen hilang maka bisnis kita jadi ikut hilang. Dari teman-teman yang berbagi sore itu, juga menekankan pentingnya komitmen. Apalagi jika bisnis yang kita bangun adalah bisnis kolektif, artinya dimodali oleh beberapa orang.

Untuk kasus ini bisa jadi lebih sulit karena harus dibangun komitmen bersama. Tetapi di sisi lain, jika orang-orang yang bergabung di dalam bisnis memiliki komitmen yang sama, visi dan misi yang satu, bisnis pun bisa melejit dengan cepat. Salah satu peserta juga bercerita bagaimana ia membangun bisnis bersama dengan teman-temannya. Ada cerita sukses terhadap bisnisnya, ada juga cerita kegagalan dalam mengambil sebuah proyek. Saat ini, ia bercerita, terpaksa perusahaannya nonaktif alias tidak ada kegiatan karena beberapa rekannya mundur dari bisnis bersama itu.

Namun, yang ia ingatkan adalah bahwa komitmennya untuk memiliki bisnis tetap ada. Itulah alasannya ia datang ke seminar ini. Karena komitmen bisa timbul tenggelam, seperti teman kita tadi, maka kita harus bisa menjaganya. Selain dengan refleksi diri dan perenungan tadi, kita juga bisa meningkatkan komitmen kita dengan banyak belajar dari pengalaman orang lain dan lewat segala informasi yang ada, baik lewat buku maupun media elektronik.

Membaca dan belajar dari pengalaman orang lain juga merupakan pelajaran yang berharga. Kita menjadi tahu bagaimana mereka jatuh bangun membangun bisnis, bagaimana mereka mampu menyiasati kesulitan yang mereka hadapi, bagaimana rasanya mereka merasakan kegagalan, dan sejumlah cerita pahit yang mereka alami dalam berbisnis. Cerita pahit ini tentu akan menjadikan cermin buat kita untuk belajar dan mampu mengantisipasi jika kita menghadapi masalah yang sama. Mudah-mudahan sih tidak terjadi pada kita.

Dari mereka yang sukses tentu kita bisa belajar bagaimana mereka meraihnya, strategi apa yang mereka terapkan, bagaimana cara mereka menjual produk, atau jasanya, taktik apa saja yang mereka terapkan dalam menjalankan bisnis. Kisah-kisah sukses ini bisa kita jadikan contoh dan teladan, dan bisa kita terapkan dalam bisnis kita. Pokoknya (kalau memakai ilmu pokoknya) setiap entrepreneur harus mau belajar dan selalu meningkatkan kemampuan dirinya.

Sekarang, setelah berbagi dengan teman-teman, membaca sekian banyak cerita dan kisah kesuksesan dan kegagalan rekan entrepreneur yang lain, mari kita tarik napas dalam-dalam. Mari kita lihat bisnis kita yang telah ada sekarang. Mungkin kan bisa sukses seperti mereka? Mampu juga kita mengatasi segala masalah yang muncul di bisnis kita? Kalau kita memiliki komitmen yang kuat, semuanya jadi akan terasa lebih mudah. Bukan begitu? Ada satu kalimat yang masih saya ingat waktu jaman kuliah, tiada kata jera dalam perjuangan. Mari kita berjuang memperbaiki taraf hidup kita!

Posted by kami aksi lewat buka usaha | di 14.22

0 komentar:

Posting Komentar