Writing Skill - Motivasi Menulis Bagi Kaum Profesional (Special Article)

Keahlian Berkomunikasi (baca: Menulis) Adalah Kunci Keberhasilan Kaum Profesional

"Communication is the most important skill in life."-- Stephen Covey
(Pengarang Seven Habits)

“Reading maketh a full man, conference a ready man, and writing an exact man” – Sir Francis Bacon
(Bapak Ilmu Pengetahuan Modern)

“Writing – the art of communicating thoughts to the mind – is the great invention in the world Great, very great, it enabling us to converse with the dead, the absent, and the unborn, at all distances of time and space, and great not only in its direct benefits, but its great help to all other inventions.” – Abraham Lincoln
(Mantan Presiden Amerika)

“From poetry to letters to stories to laws, we must learn to write in order to participate in the range of experiences available to us as human beings. Our spiritual lives, our economic success, and our social networks are all directly affected by our willingness to do the work necessary to acquire the skill of writing. In a very real way neither our democracy nor our personal freedoms will survive unless we as citizens take the time and make the effort needed to learn how to write.” -- Mantan Senator, Bob Kerry
(National Commission on Writing)

"Kemampuan menulis setiap orang hanya dibatasi oleh imajinasi."-- Ikhwan Sopa
(Kayaknya belon ada yang ngomong begini)

Sebagai profesional, kita dituntut untuk selalu berhubungan dengan pihak lain. Berhubungan dengan pihak lain dilakukan dengan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan baik, benar, efektif dan efisien adalah tuntutan mutlak bagi kemajuan karir, enterpreneurship dan leadership. Itu sebabnya orang-orang yang punya karir bagus, pengusaha sukses dan para pemimpin besar bisa dipastikan hebat dalam berbicara, menulis, membaca dan mendengar.

Kita bisa memastikan hal itu dengan melihat berbagai fakta sejarah dari orang-orang terkenal. Lihatlah Adolf Hitler, Mussolini, Bung Karno, Bung Hatta, RA Kartini, Fidel Castro, Saddam Husein, Kwik Kian Gie, Gde Prama, Rhenald Kasali, Bondan Winarno atau Hermawan Kertajaya. Itu semua masih terlalu sedikit untuk mewakili semua contoh nyata.

Pidato mereka begitu terkenal, menjadi inspirasi dan didengar oleh banyak orang. Kata-kata mereka menjadi kutipan abadi. Buku, tulisan dan bahkan surat-surat pribadi mereka menjadi best seller sepanjang zaman. Mereka telah membaca begitu banyak literatur dan referensi. Apa yang mereka baca selalu dianjurkan untuk dibaca oleh semua orang lain hanya karena mereka membacanya, dengan harapan kemampuan mereka bisa diwarisi oleh para pengikutnya. Lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang sangat pandai dalam mendengarkan orang lain, situasi dan keadaan. Mereka adalah para ahli dalam berkomunikasi.

Mengapa toko buku tak pernah sepi dari pengunjung? Mengapa sepatah dua patah kata dari para tokoh dan selebriti selalu diharapkan dalam setiap event? Mengapa kursus bahasa Inggris dan ilmu komputer begitu laris? Mengapa iklan di media massa dipandang sebagai cara efektif untuk mendongkrak penjualan? Mengapa narasumber tertentu begitu sibuknya menjawab pertanyaan konsultasi atau memberikan seminar dan pelatihan? Kuncinya adalah fakta bahwa setiap orang secara alamiah sangat menghargai kemampuan berkomunikasi!

Jika kita cermati, kemampuan berkomunikasi dikembangkan dari empat modal pokok yaitu:

- Listening atau mendengar;
- Speaking atau berbicara;
- Reading atau membaca; dan
- Writing atau menulis.

Perhatikan bahwa empat modal dasar di atas tidak pernah berdiri sendiri. Perhatikan pula bahwa urut-urutannya tidak bisa ditentukan dengan ranking. Anda pasti yakin bahwa sekalipun writing atau menulis dalam modal dasar di atas diletakkan di baris akhir, keberadaannya harus tetap merupakan satu kesatuan dengan modal dasar lainnya secara proporsional dan berimbang. Apa yang harus kita lakukan adalah mencapai keseimbangan itu dengan menulis sebanyak kita berbicara, mendengar dan membaca. Anda bisa mencapai apa yang Anda cita-citakan dalam karir, enterpreunership dan leadership hanya jika Anda memiliki bekal yang lengkap. Salah satunya, adalah kemampuan menulis.

Mengapa harus Menulis?

Dalam berkomunikasi lisan, kita menyampaikan ide kepada orang lain. Komunikasi itu hanya akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak disampaikan memang bisa tepat sama dengan apa yang dipersepsi oleh pihak penerimanya. Dalam menulis, kata-kata adalah batu bata dalam berkomunikasi yang memiliki fungsi sama. Berbicara kepada anak-anak membutuhkan bahasa lisan yang bisa dimengerti dan dipahami oleh anak-anak. Berbicara kepada orang tua dari kaum profesional menuntut hal yang sama. Begitu pula dengan menulis. Jika Anda sudah berbicara seumur hidup Anda, maka Anda sangat mungkin tidak menghadapi kendala dalam berkomunikasi lisan. Akan tetapi, jika akumulasi aktivitas menulis Anda hanya 3 tahun sementara usia Anda sudah 25 tahun atau lebih, maka Anda sangat mungkin mengalami berbagai kesulitan dalam berkomunikasi secara tertulis. Sebabnya hanya satu, jam terbang Anda dalam menulis masih terhitung rendah. Maka sekali lagi, kita tidak punya pilihan lain kecuali mencoba untuk menulis sebanyak kita membaca, sebanyak kita mendengar dan sebanyak kita berbicara.

Formulir, laporan, proposal, hasil pertemuan, perjanjian, pernyataan, research memo, judicial review dan sebagainya jelas menuntut keahlian menulis yang baik. Itu artinya perlu latihan, brainstorming dan diskusi. Salah satu media latihan yang terbaik adalah menulis di berbagai media seperti jurnal, majalah, surat kabar dan sebagainya atau bahkan menulis buku. Maka, menulis menjadi bagian tak terpisahkan dari profesi seseorang.

Francis Bacon (filsuf Inggris yang disebut sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan Modern) mengatakan “reading maketh a full man, conference a ready man, and writing an exact man”. Oleh sebab itu, pengetahuan dan keahlian seseorang akan dapat dikembangkan dengan akurat dan efektif melalui kegiatan menulis dari pada sekedar membaca atau berdiskusi saja.

Ingatlah kembali bagaimana sulitnya Anda saat masih di Taman Kanak-kanak, saat di SD, SMP, SMA atau bahkan di bangku kuliah. Anda telah belajar dengan keras, susah payah atau bahkan menyakitkan. Mulanya Anda hanya dituntut untuk bisa berkata-kata. Kemudian Anda diperkenalkan pada huruf dan simbol. Selanjutnya Anda dituntut untuk selalu membaca. Pada saat yang sama, Anda juga mulai dituntut untuk mulai menulis dan mendengarkan orang lain dengan lebih baik. Memasuki SMP, Anda diharapkan sudah menguasai semuanya.

Sejak saat itu Anda mulai menguasai semuanya. Anda mulai pintar membaca, mendengar orang lain lewat debat dan diskusi, mulai pandai berbicara dan sesekali menulis. SEKALI-SEKALI? Ya Anda hanya menulis sekali-sekali saja! Coba Anda hitung dan bandingkan porsi Anda dalam membaca, mendengar atau berbicara dengan menulis. Anda pasti terkejut bahwa aktivitas menulis Anda tidak akan mencapai 25% dari keseluruhan aktivitas Anda. Dalam banyak hal, pekerjaan menulis laporan atau proposal bahkan sudah menjadi semacam alergi bagi Anda sendiri. Apa yang terjadi?

Yang terjadi sesungguhnya adalah ketidakseimbangan dalam perkembangan kemampuan Anda. Dan dalam hal ini, Anda telah menyia-nyiakan apa yang sudah Anda peroleh sejak kecil dengan mengembangkannya tanpa memperhatikan proporsi. Kemampuan menulis itu penting. Penting bagi karir Anda, penting bagi cita-cita Anda dan penting bagi karakter kepemimpinan Anda.

Perhatikan grafik berikut ini. Grafik ini tidak dibuat berdasarkan data-data, namun demikian kita bisa sangat yakin bahwa fenomena ini memang nyata adanya.

Selama sekolah Anda masih mungkin bisa menyeimbangkan kemampuan dalam menulis, membaca, mendengar dan berbicara. Akan tetapi begitu kita memasuki dunia karir dan wilayah kerja, perkembangan kemampuan menulis Anda mulai tertinggal jauh dari kemampuan Anda dalam membaca, mendengar dan berbicara. Sengaja atau tidak, aktivitas menulis Anda hanya dibatasi pada laporan, formulir atau proposal. Padahal, kemampuan Anda yang lain terus tumbuh dan berkembang. Maka, sangat mungkin kemampuan menulis Anda menjadi stagnan atau bahkan menurun. Cepat atau lambat, sesuai karakteristiknya penurunan kemampuan dalam menulis justru berkembang menjadi hambatan bagi kemajuan kemampuan membaca, mendengar dan berbicara.

Tidak menulis berarti Anda telah menyia-nyiakan kemampuan dasar yang sudah Anda peroleh di masa-masa awal pendidikan Anda. Dengan kata lain, telah terjadi penyimpangan dari rencana hidup atau blue print Anda sendiri, yang semestinya dikembangkan secara paralel dan seimbang!

Berikut ini adalah fakta-fakta tentang pentingnya menulis bagi keberhasilan seorang profesional.

Hackett, Betz dan Doty (1985), dalam sebuah buku mereka mengungkapkan bagaimana karir seseorang bisa dikembangkan melalui sebuah matriks seperti berikut ini.
Communication Skill Career Advancement Skill
Interpersonal Skill Job-Specific Skill
Political Skill Adaptive-Cognitve Skill
Administrative and Leadership Skill Career Management Skill

Kemampuan menulis adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan Job-Specific Skill. Oleh sebab itu, mereka meletakkan kemampuan menulis sebagai salah satu unsur utama. Kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan cara-cara:

- Sering menulis berdasarkan kegunaan (purpose) spesifik atau audience spesifik;
- Memahami fakta bahwa “menulis” adalah “menengok kembali” (writing is revising). Dengan kata lain, menulis adalah memperdalam keahlian Anda;
- Memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan bermanfaat untuk pengembangan kemampuan riset dan auditory atau observasi;
- Mempublikasikan tulisan.

Seorang pakar komunikasi, Donna M. Mc. Cune mengungkapkan pengalamannya. Bisa jadi Anda adalah seorang profesional yang hebat. Berapa lamakah karir Anda akan tetap bersinar? 10 tahun? 20 tahun? 30 atau 50 tahun? Jika profesi Anda menuntut pemikiran yang hebat, atau jika Anda harus bekerja dengan tangan atau kaki Anda, Anda mungkin masih bisa melakukannya dengan baik saat ini. Bagaimana dengan 20 atau 30 tahun lagi? Anda jelas tidak akan bisa bertahan hanya dengan menekan-nekan tombol keyboard di depan komputer untuk melakukan entry atas hal-hal yang sama sepanjang hidup Anda. Jika Anda bercita-cita menjadi petani atau traveller pengeliling dunia, Anda pun sudah harus mempersiapkannya dari sekarang. Lebih dari itu, ada satu hal yang bisa amat membantu mencapai apapun cita-cita Anda di masa depan dan pada saat yang sama menyelesaikan berbagai tugas Anda di masa sekarang dengan lebih baik, yaitu lebih sering menulis.

Jika kita perhatikan baik-baik, tingkatan achievement yang dianggap paling tinggi bagi seorang profesional adalah membagi semua ilmu yang dimiliki kepada orang lain. Itu sebabnya setiap orang hebat di dunia pada akhirnya akan menulis buku atau menjadi public speaker yang berbicara di depan orang banyak. Artinya, hampir bisa dipastikan bahwa karir setiap profesional akan bermuara pada aktivitas berbicara dan menulis. Menjadi pembicara atau penulis. Seorang S3 pada akhirnya harus mampu berbicara dan menulis dengan baik. Seorang pedagang asongan yang sempat menjadi konglomerat pun demikian. Maka, menulis adalah alat survival.

Anda harus percaya, muara manapun yang Anda pilih – pembicara atau penulis, kemampuan menulis adalah tulang punggungnya. Masalahnya, apa yang sudah Anda persiapkan mulai sekarang, sementara kita mengetahui bahwa aktivitas menulis Anda terbilang minim?

Pada tahun 1988, sebuah survey melaporkan bahwa 79% dari eksekutif yang menjadi objek survey mengungkapkan bahwa menulis adalah kemampuan yang paling diabaikan dalam dunia bisnis. Padahal menurut mereka, keahlian menulislah yang justru paling penting dalam konteks produktifitas.

Pada tahun 1989, seberkas white paper berjudul “Perspectives on Education: Capabilites for Success in Accounting Profession” mengungkapkan bahwa semua dari 8 besar kantor akuntan publik (Big-8 Firms) menyepakati bahwa akademi dan universitas manapun semestinya menyediakan suatu kurikulum, yang bisa mengembangkan kemampuan komunikasi para siswa.

Pada tahun 1990, Accounting Education Change Commission, menggaungkan sentimen yang sama sekali lagi dalam “Objectives of Education for Accountants: Position Statement Number One.” Para siswa, calon akuntan dan para profesional yang menunjukkan kemampuan komunikasi yang kuat, secara tegas menunjukkan keunggulan dalam pasar tenaga kerja dan berkecenderungan lebih berhasil di sepanjang karirnya. Keahlian komunikasi dalam bentuk tertulis yang kuat akan bermuara pada job placement yang lebih baik, diperolehnya kepercayaan untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar, kepuasan kerja yang lebih besar, hasil yang lebih tinggi dalam job performance evaluations dan kemajuan karir yang lebih pesat. Kemampuan menulis yang tidak jelas, ambiguous dan tak terorganisir dengan baik akan menghasilkan kerugian berupa turunnya tingkat kepercayaan supervisor atau client’s goodwill.

US Labor Departement (Depnakernya Amrik) memberikan catatan bahwa sebagian besar bidang profesi dan pekerjaan di masa yang akan datang, akan menuntut kemampuan menulis sebagai salah satu syarat utama. Dunia kerja terus berubah dan yang akan survive adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dalam komunikasi, tanpa memandang bidang pekerjaannya (1991).

Pada tahun 1992, Associated Press melaporkan hasil sebuah survey yang dilakukan terhadap 402 perusahaan. Survey itu mengungkapkan bahwa para eksekutif memberi penghargaan tertinggi pada kemampuan menulis namun dalam kenyataannya, 80% pegawai mereka berada pada tingkat memprihatinkan sehingga harus di upgrade kemampuan menulisnya. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 20% dibandingkan hasil survey yang sama tahun 1991.

Tahun 1993, Olsen Corp. – sebuah perusahaan penempatan tenaga kerja – melakukan sebuah survey yang menunjukkan bahwa 80% dari 443 pegawainya memerlukan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan menulisnya.

Berbagai studi menunjukkan bahwa sepertiga dari kantor akuntan publik di Amerika ternyata tidak puas terhadap kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh para akuntan baru. Salah satu dari studi itu menunjukkan bahwa kemampuan menulis yang buruk ternyata memiliki peran sebagai penyebab para akuntan entry-level kehilangan pekerjaannya (Kim, “Accountants as Communicators,” Trusted Professional, edisi Desember 1998).

Dari 19 karakteristik yang dipersyaratkan recruiter kantor akuntan publik, teridentifikasi bahwa kemampuan menulis menempati urutan kelima paling penting sebagai karakteristik penentu dalam penyaringan awal calon akuntan baik di kampus-kampus maupun dalam proses interview. Kemampuan menulis memiliki ranking yang lebih tinggi dari pada kemampuan teknis, keanggotaan dalam Beta Alpha Psi, pengalaman kerja dan reputasi almamater (Moncada dan Sanders, “Perceptions in the Recruiting Process,” CPA Journal, edisi Januari 1999).

Dari 22 macam keahlian yang dianggap kritis dalam bisnis dan ekonomi, praktisi akuntansi me-ranking kemampuan komunikasi tertulis sebagai keahlian yang paling penting untuk dikembangkan di lingkungan mahasiswa (Albrecht dan Sack, “Accounting Education: Charting the Course through a Perilous Future” Agustus, 2000).

Menurut sebuah survey dari majalah Fortune 500, para senior tax executives menemukan bahwa kemampuan menulis adalah termasuk atribut yang paling penting dalam proses perekrutan (Paice dan Lyons, “Addressing the People Puzzle,” Financial Executive, edisi September 2001).

Kemampuan menulis yang sempurna secara jelas membedakan high performers dalam bidang konsultasi perpajakan dari orang-orang yang semata-mata menginterpretasikan dan menerapkan aturan perpajakan (Sherrie Winokur, Tax Partner, Pricewaterhouse Coopers.)

Sebuah survey dilakukan oleh suatu tim dari Southern Utah University terhadap 90.000 anggota AICPA (American Intitute of Certified Public Accountants) dan IMA (Institute of Management Accountants). Dari 2.181 respon yang masuk seluruhnya menunjukkan bahwa “writes well” – kemampuan menulis yang baik - adalah satu dari tujuh keahlian yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap akuntan khususnya di tingkat entry level. Enam atribut lainnya, ternyata juga kembali pada faktor pentingnya kemampuan menulis yaitu kemampuan mendengar secara efektif, kemampuan menggunakan tata bahasa yang baik dalam berbicara dan menulis, kemampuan membuat dokumen dengan ejaan yang tepat, kemampuan mengajukan pertanyaan yang tepat saat berhadapan dengan klien, kemampuan untuk mengorganisir informasi ke dalam kalimat dan paragraf, dan kemampuan untuk menggunakan vocabulary bisnis dengan benar.

National Commission on Writing di Amerika Serikat (beranggotakan lebih dari 4.300 sekolah dan perguruan tinggi) mengungkapkan beberapa hal berkaitan dengan perlunya “revolusi dalam menulis” sebagaimana disarikan berikut ini.

Grammar atau tata bahasa, retorika dan logika adalah dasar-dasar yang membangun proses real learning dan self-knowledge. Artinya, semua itu adalah dasar bagi pengembangan proses belajar yang nyata dan bagi pengembangan karir pribadi seseorang. Kemampuan untuk mengatakan sesuatu secara benar, baik dan masuk akal adalah nilai dasar bagi dunia pendidikan. Oleh karena itu, menulis dengan baik adalah sebuah kemampuan yang tidak boleh ditinggalkan atas dasar tiga pilar utama sebagai berikut.

Pertama, aktivitas menulislah yang telah merubah dunia. Berbagai revolusi di dunia dimulai dari menulis. Dalam banyak hal, menulis telah meningkatkan taraf hidup manusia secara keseluruhan, apapun bidang yang dirambahnya. Dalam faktanya, segala hal yang menekan dan terjadi dalam sejarah selalu mendorong orang untuk kembali ke tinta dan alat tulis.

Kedua, aktivitas menulis secara nyata telah terbukti memperkaya kehidupan politik setiap negara. Para pemimpin besar telah memadukan unsur kekuatan dan persuasi yang bisa mendorong orang melihat berbagai hal dari sudut-sudut baru yang lebih baik. Mereka telah menggunakan kekuatan kata, bahasa dan tulisan untuk mengingatkan kembali perlunya berbagai standar yang lebih tinggi guna mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Ketiga, menulis ternyata juga bisa mengungkap secara sangat mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya. Padahal, semua hal yang tadinya tak terlihat itu adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan setiap orang.

Menulis adalah sesuatu yang lebih jauh dan dalam dari sekedar menguasai tata bahasa dan tanda baca. Menulis adalah sebuah proses yang dapat mengembangkan kemampuan dalam berpikir dinamis, kemampuan analitis dan kemampuan membedakan berbagai hal secara akurat dan valid. Menulis bukan hanya sebuah cara untuk mendemonstrasikan apa yang telah diketahui, lebih dari itu menulis adalah cara untuk memahami apa yang telah diketahui. Menulis akan meningkatkan rasa percaya diri, dan rasa percaya dirilah yang akan memunculkan berbagai kreatifitas dan rasa bahagia.

Manfaat pribadi yang bisa diperoleh dengan menulis adalah:

- Koneksi dan jaringan untuk kepentingan karir;
- Pengetahuan yang lebih mendalam;
- Motivasi personal dan sosial yang meningkat;
- Financial reward;
- Kredit akademis;
- Hubungan dengan dunia ilmu yang tak terputus. Ingatlah bahwa ilmu selalu berubah dan berkembang, demikian juga berbagai aturan main dalam dunia usaha, baik aturan formal seperti hukum perpajakan maupun aturan main dalam bisnis;
- Kemampuan yang lebih baik dalam bekerja secara tim (team work);
- Kemampuan yang lebih baik dalam aspek komunikasi yang lain seperti membaca, mendengar dan berbicara;
- Peningkatan dalam kemampuan presentasi;
- Peningkatan percaya diri dan personal branding. Anda menaikkan status dan posisi personal branding dan corporate branding Anda dengan cara yang elegan dan tanpa biaya. Ingatlah bahwa di era sekarang, personal branding adalah hal yang penting.
- Profesional plus. Nilai plus-lah yang bisa memperpanjang karir Anda dan membantu mencapai berbagai harapan dan cita-cita;
- Anda telah membuka pintu-pintu baru bagi masa depan Anda dengan lebih baik, apapun konsepsi Anda tentang masa depan itu. Anda mulai membangun rumah-rumah baru bagi masa depan Anda sendiri;
- Anda siap dengan berbagai argumentasi dan analisis akurat di semua bidang;
- Anda menjalani profesi Anda dengan lebih baik dan dengan masa depan yang lebih baik. Itu pasti;
- Anda sudah mulai membenahi apa-apa yang sudah Anda pelajari sejak kecil dengan bersusah payah dan sempat tersia-sia. Dengan demikian, Anda akan memiliki kemampuan yang seimbang dalam mengembangkan diri dan profesi. Anda akan mampu, survive dan sukses dengan personal branding yang kuat;
- Ini adalah KESEMPATAN bagi Anda untuk BERINVESTASI.

Saya Tidak Punya Waktu

Ungkapan itu sebenarnya berbahaya. Anda mengatakan tidak punya waktu karena mengejar dan menyelesaikan berbagai hal dalam pekerjaan, karir dan cita-cita. Bagaimana mungkin Anda tidak punya waktu untuk sesuatu yang dapat membantu terwujudnya semua itu? Bukan tidak mungkin, waktu Anda yang tersita habis selama ini justru disebabkan karena kekurangoptimalan Anda dalam membaca, mendengar, berbicara dan menulis. Dan menulis, ibarat “sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui’. Dengan menulis, Anda memperbaiki dan meningkatkan kualitas Anda dalam membaca, mendengar dan berbicara.

Di samping itu, ada banyak cara yang bisa membantu Anda dengan berbagai hal yang dapat menghemat waktu berharga Anda seperti, teknik wawancara, teknik ghost writing, teknik asistensi dan riset, dan berbagai teknik lain sesuai kesepakatan.

Saya Tidak Berbakat Menulis

Sekali lagi, ungkapan Anda berbahaya. Anda tidak semestinya membangun tembok-tembok bagi pengembangan pribadi Anda sendiri dengan tidak membuka pintu dan peluang baru yang mencerahkan masa depan Anda.

Dalam banyak kasus, berbagai media yang ada seringkali dibangun dan dikembangkan oleh orang-orang teknis yang SAMA SEKALI tidak berlatar belakang dunia tulis-menulis. Para kontributor mereka pun demikian. Itu sebabnya media-media itu tidak melulu berpaling pada orang-orang dari dunia jurnalistik. ANDALAH orang yang paling tepat untuk menulis. Anda adalah jurnalis.

Tidak ada yang bisa menjanjikan bahwa tulisan Anda akan fenomenal. Tapi siapapun bisa menjamin bahwa tulisan Anda bisa diperbaiki menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan Anda.

Saya Tidak Boleh Menggunakan Nama Perusahaan dalam Menulis

Anda boleh memilih untuk anonymous. Anda bisa menggunakan nama “Si Keren Ujang” misalnya, dan jika tulisan Anda sudah mulai diminati, maka cepat atau lambat “Si Keren Ujang” akan identik dengan nama Anda sendiri. Ingatlah bahwa menulis adalah investasi dan kesempatan itu sering diberikan dengan free.

Bidang Saya Tidak Terkait dengan Apa yang harus Ditulis

Hampir semua bidang menjadi aspek mendasar dalam kehidupan setiap masyarakat dan bangsa. Profesi Anda juga pasti bisa dikaitkan ke sana. Oleh karena itu dunia tertentu bisa ditinjau dari segala aspek dan profesi yang ada. Anda bisa memandangnya dari segi hukum, seni, ekonomi, manajemen, sumber daya manusia, sosiologi, psikologi, pertanian, peternakan, perikanan dan sebagainya.

Anda ungkapkan saja ide-ide yang Anda punya sesuai bidang Anda, mereka akan membuatnya menjadi wacana. Anda bahkan cukup berbicara tentang dunia Anda, merekalah yang akan membumbuinya dengan aspek bidang mereka.

Saya Pernah Menulis dan Ditolak

Pada prinsipnya, apa yang dilakukan adalah bukan penolakan. Media sangat memahami bahwa setiap pemikiran dan ide semestinya bisa diungkapkan dan dirilis kepada publik. Hanya saja seringkali mereka dengan terpaksa harus mendahulukan tulisan yang siap rilis. Anda hanya ditantang untuk bersaing, tulisan Anda atau tulisan orang lain. Itu saja. Ada media yang mungkin siap mengolah kembali tulisan Anda dari keadaan seadanya dan menjadikannya alat investasi bagi Anda. Sebab, mereka memahami bahwa dunia di luar sana amat membutuhkan buah pikir Anda.

Kompensasinya Masih rendah

Tergantung cara pandang dan orientasi Anda.

Tidak Bisa Menuangkan Ide

Hampir semua media mengembangkan berbagai cara untuk bisa menjadi wadah bagi aliran ide dan pemikiran Anda. Pada prinsipnya, mereka akan mencoba berbagai hal untuk bisa menangkap ide Anda. Bila perlu, mereka menerapkan metode wawancara atau ghost writing. Yang penting, Anda punya sesuatu yang juga penting.

Saya Nggak PD

Menulis adalah salah satu cara terbaik untuk menaikkan PD Anda secara elegan dan profesional. Justru karena itulah Anda harus menulis.

Saya Sudah Menulis di Tempat Lain

Yakinlah tidak ada satu media pun yang melarang seorang penulis untuk menulis di media lain. Setidaknya hal itu bisa ditengahi dengan berbagai kesepakatan. Mereka tidak ingin melakukan hal itu. Anda bebas menulis di media lain. Mereka hanya beranggapan bahwa mereka adalah salah satu media dari semua media yang ada, dan mereka amat memahami fokus dan keunikannya masing-masing sebagai sebuah media. Yang jelas, dengan menulis Anda sudah menambah nilai plus bagi personal branding Anda.

Saya Adalah Penulis Buku dan Bukan Penulis Artikel Pendek

Dalam banyak hal, Anda mungkin punya ide atau gagasan yang tidak cukup panjang dan dalam untuk dijadikan sebuah buku. Atau sebaliknya, sebuah buku Anda bisa Anda sarikan dalam bentuk yang lebih pendek berupa artikel. Ini berarti promosi bagi buku Anda sendiri. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk menulis artikel cenderung lebih singkat. Sementara itu, kontak Anda dengan pembaca cenderung bisa lebih ditingkatkan frekuensinya. Ini akan sangat menguntungkan bagi buku-buku Anda di masa depan. Dan jika Anda cukup sering menulis, koleksi artikel Anda itu bisa Anda jadikan buku di kemudian hari.

Saya Tidak Menguasai Aturan Main di Bidang Itu

Mungkin Anda benar. Akan tetapi, dengan sedikit menggali Anda pasti bisa meyakini bahwa Anda adalah satu dari sedikit orang yang memahami aturan mainnya – apapun bidang itu. Artinya, pemikiran Anda tetap dibutuhkan oleh banyak orang yang jauh lebih awam daripada Anda sendiri.

Media Itu Tidak Blak-Blakan

Ini adalah kendala yang dihadapi setiap media selama hidupnya. Visi dan misi setiap media mengharuskan mereka berdiri pada posisi yang netral dengan asumsi bahwa posisi ini akan memberi manfaat yang lebih besar bagi semua sistem dan budaya serta bagi semua khalayak yang terlibat di dalamnya. Pada prinsipnya, setiap media harus mengungkapkan apa adanya, namun demikian hal itu harus dilakukan dengan bijaksana tanpa dikotori oleh unsur SARA misalnya. Adalah tanggung jawab mereka untuk mengungkapkan sesuatu yang blak-blakan dalam cara yang lebih konstruktif, Anda tetap bisa berbicara blak-blakan. Namun Anda harus memahami, bicara blak-blakan yang tidak disertai dengan kebijaksanaan akan lebih destruktif sifatnya. Oleh karena itu, banyak media lebih memilih pendekatan yang bijaksana, sistemik dan ilmiah. Ini saatnya rekonsiliasi dan bukan saling menyakiti.

Saya Lebih Suka Menulis Fiksi

Ada yang sudah menyediakan tempatnya, dan mereka akan mencoba mentransformasikan ide dan gagasan Anda ke dalam “format mereka”.

Tidak Ada Komputer untuk Menulis

Anda tidak bisa beralasan seperti itu. Banyak media juga menerima kontribusi dalam bentuk tulisan tangan. Bahkan, ada juga yang menerima ide dan gagasan dalam bentuk suara atau gambar.

Sudah Terlambat bagi Saya untuk Menulis

Tidak. Inilah saatnya di mana Anda bisa menuangkan segala ide dan gagasan Anda demi masa depan diri sendiri dan demi masa depan bangsa ini. Jika Anda sebagai ahlinya tidak mau berbicara, maka segala cita-cita termasuk cita-cita pribadi Anda, akan terkendala.

Posted by kami aksi lewat buka usaha | di 14.58

0 komentar:

Posting Komentar