Penulis :Ir Sri Bramantoro Abdinagoro, MM

Saya pernah menulis bahwa modal bukanlah hal yang utama untuk memulai usaha atau bisnis. Tekad dan semangat serta kreativitas yang tinggi lah yang dapat menjamin bahwa usaha dapat berjalan. Saya akanÿ20memberikan contoh nyata, yang boleh saja Anda mengikutinya atau mengambil hikmah dari cerita saya. Ini cerita tentang betapa usaha atau bisnis bisa dimulai hanya dengan modal kecil.

Cerita pertama saya mulai dari depan sebuah SD Negeri. Sambil duduk menikmati sepiring siomay, saya memperhatikan seorang ibu sibuk melayani pembelinya hingga ia sendiri tidak kelihatan punggungnya. Setelah agak sepi barulah saya tahu bahwa ibu itu menjual minuman yang, menurut saya, lahir dari kreativitas yang bagus.

Anda pasti kenal dengan berbagai jenis bahan/bubuk minuman yang terbungkus dalam bentuk sachet, seperti merek-merek Marimas, Lasegar, M150, dan banyak lagi lainnya, dengan rasa yang beraneka. Cokelat, kopi, kopi susu, strawberry, cola merupakan rasa yang ditawarkan dari berbagai merek yang ada. Rupanya minuman sachet inilah yang dijual oleh ibu tersebut.

Hanya saja, yang ditawarkan bukan sekadar minuman yang dibuat saja tetapi ada tambahan yang menarik. Serbuk minuman tersebut dimasukkan dalam blender yang berisi serpihan batu es. Setelah dicampur, kemudian dikemas dalam sebuah gelas plastik dengan tutup dan sedotannya. Kadang di atas minuman tersebut diberikan serpihan coklat (mesjes). Harganya? Seribu lima ratus rupiah saja!

Lalu saya mulai mengamati perlengkapan yang ada di kios ibu itu. Yang mencolok hanya sebuah blender dan tempat batu es. Yang lainnya? Hanya tempat menggantung berbagai serbuk minuman dalam sachet tersebut dan gelas plastik. Jika dihitung-hitung, tampaknya kok tidak terlalu mahal. Itu semua tidak lebih dari Rp 250 ribuan.

Lain waktu saya sempat juga mengamati sebuah usaha/bisnis ketika saya sedang berjalan-jalan di sebuah pasar ikan hias. Hal yang menarik adalah adanya penjual umpan ikan berupa ikan-ikan kecil (ikan cere) dan cacing-cacing halus yang dibungkus dalam kantung-kantung plastik. Sambil mengobrol saya bertanyaÿ20bagaimana memulai usaha ini. Anda boleh tidak percaya, modalnya tidak ada alias nol. Katanya, ia bermodal hanya sedikit tenaga dan tahan malu. Harus tahan malu ketikaÿ20harus masuk-masuk selokan mencari umpan ikan tersebut. Alat penyeroknya bisa dibuat sendiri dari bahan seadanya di rumah.

Setiap bungkus umpan ikan dihargai antara Rp 1.000 dan Rp 2.500, tergantung pada banyaknya ikan kecilÿ20di tiap bungkus. Kawan kita ini rupanya juga menjadi pemasok umpan ikan untuk beberapa penjual ikan hiasÿ20yang ada di pasar tersebut serta penjual ikan hias keliling.

Dari dua kisah ini, apa yang bisa kita ambil hikmahnya? Saya ingin memberi gambaran kepada Anda semua bahwa memang benar bisnis/usaha bisa dimulai dari modal yang kecil. Asal kita mau saja berusaha, usaha kita pun bisa menjadi kenyataan. Tuhan akan memberi jalan bagi orang yang tidak mudah menyerah dan terus berusaha.

Memang ada baiknya kita juga memperhatikan bagaimana nanti usaha kita berjalan. Pasar atau konsumen merupakan hal yang utama. Tidak ada konsumen, tidak ada usaha kita nantinya. Ibu penjual minuman serbukÿ20itu memang tepat memilih lokasi usahanya, yakni di depan sekolah di mana jumlah konsumen terbanyak ada di sana. Dengan menambah variasi dari minumannya, konsumen yang umumnya anak-anak SD makin berminat terhadap produk tersebut.

Begitu juga dengan kawan kita penjual umpan ikan tadi. Pasar ikan hias memang tempat yang tepat karena konsumen banyak berinteraksi di sana. Packing atau bungkus umpan ikan dengan berbagai harga dan ukuran membuat konsumen juga memiliki banyak pilihan. Sebuah daya tarik juga.

Ada tekad dan semangat, ada usaha yang gigih untuk mewujudkannya, ada pasar atau konsumen terhadap produk/jasa kita dan pilihan lokasi yang tepat merupakan bagian dari memulai bisnis. Tidak penting berapa besar dan kecilnya modal yang kita perlukan, semuanya bisa dilakukan dan diwujudkan. Semoga uraian ini bisa menggugah kita semua untuk tergerak mewujudkan usaha yang kita impikan. Tidak mudah memang, tetapi bukan mustahil untuk dikerjakan.

Posted by kami aksi lewat buka usaha | di 14.19

0 komentar:

Posting Komentar