Solusi Marketing & Management Berani Dalam Berbisnis

SEBELUM krisis saya adalah manajer di salah satu perusahaan garmen yang cukup besar di Bandung. Sejak krisis, perusahaan kami melakukan pengurangan tenaga kerja beberapa manajernya termasuk saya. Karena memiliki jaringan yang cukup luas, saya memberanikan diri untuk berwiraswasta. Namun hampir 4 tahun saya masih belum mantap menjadi wiraswastawan.
Pertanyaannya:
1. Bagaimana strategi untuk menjadi wiraswastawan yang berhasil dan memperkecil risiko dalam bisnis?
2. Apakah ada alat tes yang dapat memberikan gambaran bahwa seseorang itu cocok menjadi wiraswastawan?
Terima kasih atas jawabannya.
Salam saya
Yuyun Kartika
JAWAB: 1. Dalam bisnis keberanian memang mutlak diperlukan. Untuk mencapai sukses kita harus berani meluncurkan produk kategori baru atau bahkan bisnis baru. Contohnya rokok “A Mild, Aqua, Vegeta, Mustika Ratu, Teh Botol Sosro, Kapas Kecantikan Wellnes, Bakso Malang Karapitan” dan lain-lain.
Keberanian ditunjukkan dengan membuat segala sesuatu yang benar-benar baru (memiliki keunikan) dan bukan hanya merek baru. Kalau kita hanya membuat merek baru, perusahaan akan terlibat dalam suatu market sharing game (membagi kue yang sudah ada) sehingga hasilnya juga tidak bisa hebat.
Sebaliknya dengan membuat suatu kategori baru, kita melakukan market building game (membangun kue baru) dan hasilnya bisa dahsyat. Tetapi meluncurkan produk kategori baru memang lebih riskan.
Peter Drucker pernah berkata “When never you see a successful business, someone once made a courageous decision!” (Bilamana Anda melihat bisnis yang sukses, berarti telah ada seseorang yang mengambil keputusan dengan berani).
Membuat merek baru memang risikonya lebih rendah, karena itu hasilnya juga lebih kecil. Sementara membuat kategori baru merupakan high risk high reward strategy (risiko tinggi imbalannya juga tinggi).
Untuk mengurangi risiko ada 3 cara yang bisa ditempuh.
Pertama, jangan langsung membangun pabrik/gedung. Kita bisa mengimpornya dulu atau menyubkontrakkannya. Sedangkan untuk bisnis retail atau restoran kita bisa kontrak gedung dulu sebelum membangun sendiri.
Kedua, jangan langsung terlalu menggebu-gebu dalam beriklan. Kalau produk yang kita ciptakan atau impor memang tepat maka ia tidak membutuhkan dukungan iklan yang berlebihan. Teh Botol Sosro dan Mustika Ratu mulanya praktis tidak mendapat dukungan periklanan yang berarti juga.
Ketiga kita perlu melakukan survei dahulu. Namun survei tidak selalu bisa membantu dan biaya survei tidak murah.
Beberapa cara praktis sebagai berikut:
* Melihat apa yang terjadi di luar negeri. Jauh hari sebelum ada perang kartu kredit seperti sekarang ini, Mochtar Riady (yang dulu masih di BCA) sudah meluncurkan BCA Card yang kini sangat sukses.
* Berpaling pada masalah yang dialami konsumen. Di Jakarta ada seorang mantan peragawati yang membuka butik khusus untuk wanita hamil. Alasan pendirian butik tersebut karena ketika peragawati tersebut hamil kesulitan mendapatkan baju hamil yang modis.
* Melakukan modifikasi produk pesaing. Kratingdaeng minuman energi yang sukses di pasaran diluncurkan sesudah munculnya Lipovitan.
Siapa tahu Anda sendiri bisa menciptakan cara berinovasi yang praktis. Sebab pada dasarnya inovasi merupakan kunci pengembangan produk baru.
**
2. Profesi wiraswasta bukanlah untuk semua orang. Jangan menganggap wiraswasta itu lebih tinggi dan lebih hebat. Wiraswasta yang gagal atau hanya berpendapatan di bawah Rp 2 juta juga banyak. Sebaliknya, manajer yang berhasil dan berpenghasilan Rp 5 juta juga ada. Maka dari itu profesi wiraswasta dan profesional manajer memiliki dunia berbeda.
Kami coba tampilkan alat tes apakah Anda tepat menjadi wiraswasta? Ada 8 faktor yang paling menentukan, apakah seseorang cocok untuk berwiraswasta atau tidak.
Pertama dan terpenting menyangkut ide bisnis yang dimiliki. Apakah ide bisnis tersebut punya pasar potensial yang cukup memadai atau terlalu kecil untuk bisa mendatangkan laba yang cukup untuk kehidupan kita.
Tetapi juga jangan hanya melihat dari sisi pasar potensial. Bagaimana tingkat persaingannya? Kalau pasarnya sudah terlalu berjubel atau sudah dikuasai oleh 2-3 nama besar, ide bisnis tadi juga kurang menarik.
Kedua menyangkut keberanian. Apakah Anda termasuk berani merugi atau rugi beberapa ratus ribu saja sudah menyesal 7 turunan, serta tidak dapat makan dan tidur.
Ketiga kesediaan bekerja keras dan tidak sok gengsi. Kalau baru memulai seorang wiraswasta tidak bisa langsung mengangkat manajer serta seketaris dan sebagainya. Itulah sebabnya di saat awal ia harus merangkap menjadi bos dan seksi repot sekaligus. Kalau ia merasa keberatan atau gengsi, lebih baik jangan menjadi wiraswasta.
Keempat diperlukan pengetahuan tentang dasar-dasar penjualan atau pemasaran. Karena apa pun ide bisnis kita akhirnya produk atau jasa tersebut harus dijual. Entah melalui salesman atau kita sendiri mencari order atau membuat sales promotion atau iklan, semuanya butuh pengetahuan dasar.
Kelima, apakah modal cukup memadai atau tidak. Modal besar memang bukan jaminan sukses, tetapi modal yang terlalu minim kemungkinan berhasilnya juga amat tipis. Kami tidak dapat menyebutkan jumlah rupiah yang dibutuhkan untuk sebagai persyaratan modal karena masing-masing bisnis membutuhkan persyaratan modal yang berbeda.
Keenam, menyangkut umur dan keadaan keluarga. Makin tinggi umur seseorang, makin besar keluarga yang menjadi tanggungan keadaannya makin tidak menguntungkan.
Sebab fisik dan keberanian seseorang juga banyak dipengaruhi oleh umur. Makin banyak tanggungan keluarga kita maka risikonya juga makin besar. Itulah sebabnya disarankan usia ideal antara 30-35 tahun.
Terlalu muda biasanya terlalu miskin pengalaman dan kemampuan sedang terlalu tua kondisi fisiknya dikhawatirkan menjadi tidak memungkinkan.
Ketujuh, posisi kita saat ini. Makin tinggi jabatan, gaji dan fasilitas seseorang, makin ketakutan untuk berwiraswasta.
Kedelapan, sumber pendapatan lain. Apakah pasangan hidup Anda bekerja dengan penghasilan yang cukup atau tidak? Apakah anda punya sumber penghasilan dari deposito berjangka atau tidak? Kalau kita masih punya sumber pendapatan lain maka risikonya juga lebih kecil.
Cata menghitung alat test di atas. Karena ide bisnis dan keberanian merupakan faktor yang penting maka nilainya masing-masing 20. Sedang lainnya nilainya masing-masing 10. Dengan demikian, jawaban ideal menjadi total 100.
Untuk yang nilai tertingginya 20 kita bisa berikan nilai 4 kalau sangat jelek, 8 kalau jelek, kemudian 12 untuk sedang , 16 kalau baik dan 20 kalau sempurna. Sedang untuk yang bernilai maksimal 10, mulailah dari 2 untuk sangat jelek, 4 untuk jelek, 6 jika sedang-sedang saja, 8 kalau bagus serta 10 jika ideal. Tetapi untuk nomer 6 dan 7 pemberian nilainya bersifat terbalik., makin tinggi nilainya makin rendah.
Kalau hasil total penilaian anda 60-70, Anda boleh mencoba berwiraswasta. Sedang kalau 70-90 peluang berhasilnya cukup besar. Semoga dengan alat tes ini akan semakin memantapkan pilihan Anda, untuk memilih tetap menjadi wiraswastawan atau profesional manajer.

Posted by kami aksi lewat buka usaha | di 14.09

0 komentar:

Posting Komentar